Baca Juga
PEMBUATAN
BIOETANOL
DARI AMPAS BREM
Bioethanol berasal dari dua kata
yaitu ”bio” dan “Bioethanol” yang berarti sejenis alkohol yang merupakan bahan
kimia yang terbuat dari bahan baku tanaman yang mengandung pati (Bioethanol yang berasal dari sumber hayati.). Bioethanol merupakan senyawa
organik yang mempunyai gugus hidroksil
(alkohol) yang mempunyai dua atom karbon (C2H5OH). Rumus kimia umumnya adalah
CnH2n+1OH. Karena merupakan senyawa alkohol, Bioethanol memiliki beberapa sifat
yaitu larutan yang tidak berwarna (jernih), berfase cair pada temperatur kamar,
mudah menguap berbau spesifik, dan dapat bercampur dalam air dengan segala
perbandingan. serta mudah terbakar. Bioethanol dapat diperoleh melalui proses
fermentasi biomassa. Oleh karena berbahan dasar biomassa, maka selanjutnya
lebih dikenal dengan Bioethanol. Bioethanol ini bersumber dari gula sederhana,
pati dan selulosa melalui proses fermentasi.
Makanan khas dari Kabupaten Madiun salah satunya adalah Brem, yaitu makanan
kecil yang banyak disukai banyak orang dari berbagai kalangan tidak saja orang
tua anak – anakpun sangat menyukai. Brem dibuat dengan bahan dasar beras ketan
putih, dengan melalui tahapan proses fermentasi dan pengolahan lanjut maka
dihasilkan brem, dari proses pengolahan brem ini akan akan tertinggal ampas
brem yang merupakan limbah atau sampah. Selama ini ampas brem dimanfaatkan
masyarakat sekitar sebagai bahan tambah untuk makanan ternak khususnya sapi.
Ternyata ampas brem masih memiliki kadar glukosa dan fruktosa sebagai unsur
dasar Bioethanol sehingga bila kita mau maka ampas brem yang awalnya hanya
sebagai makanan ternak bisa kita ubah menjadi Bioethanol yang nilai ekonomisnya
lebih tinggi.
PEMBUATAN
BIOETHANOL BERBAHAN DASAR AMPAS BREM
Dalam pembuatan
bioethanol dari bahan dasar ampas brem ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan diantaranya seperti dalam uraian tersebut dibawah ini.
1.
BAHAN
DAN ALAT :
a.
Bahan : Ampas brem, air, ragi, batu gamping
b.
Alat Destilasi terdiri :
Pemanas, Pipa saluran uap, Kondensor, Termometer, Thermostat, Penampung hasil, tabung pendingin
2.
LANGKAH
PEMBUATAN :
a.
Limbah yang berupa
ampas brem difermentasi menggunakan ragi, dengan komposisi 1 kg ampas brem
dicampur 2 liter air yang sudah dilarutkan ragi sebanyak 3 sendok teh.
b.
Adonan ampas brem
dengan air ragi diaduk sampai rata.
c.
Adonan disimpan dalam
wadah tertutup selama sehari semalam agar terjadi proses fermentasi pada ampas brem.
d.
Hari ke 2, adonan ampas brem ditiriskan untuk
diambil airnya yang merupakan
air hasil fermentasi
e.
Air hasil fermentasi
diproses dalam alat destilasi sehingga dihasilkan Bioethanol
(kadar hanya sekitar 70
sampai 90 %, untuk bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar atau campuran bensin
haruslah punya kadar 99,5 % sampai 100%)
3. CARA
KERJA ALAT DESTILASI :
a.
Air
hasil fermentasi dimasukan kedalam tabung pemanas pada alat destilasi.
b.
Tabung
pemanas dihubungkan dengan listrik sehingga terjadi pemanasan pada air hasil
fermentasi, temeratur air dalam tabung dijaga pada kisaran suhu 78° C sampai
dengan 80° C dimana ethanol mulai menguap, untuk mengetahui temperature air
fermentasi didalam tabung pemanas dipakai termometer ruang yang yang terpasang
ditabung pemanas, sementara untuk menjaga temperatur didalam tabung pemanas
dipakai thermostat yang akan memutus aliran arus listrik saat temeratur naik
melebihi suhu 80° C.
c.
Penguapan
air hasil fermentasi dialirkan melalui pipa gas yang dialirkan melewati
pendingin dengan tujuan agar terjadi kondensasi / pengembunan.
d.
Air
kondensasi yang berupa bioethanol ditampung pada tabung penampungan.
e.
Kadar
ethanol yang dihasilkan masih sangat rendah yaitu sekitar 60 % sampai dengan 70
% sehingga diperlukan tindakan lanjut untuk memurnikan sampai memiliki kadar 99
% untuk bisa dijadikan energy alternative pengganti premium.
4.
LANGKAH
SEDERHANA MEMURNIKAN BIOETHANOL DENGAN BATU GAMPING :
a. Ada 2 cara
untuk memurnikan kadar ethanol sehingga memiliki kadar sampai 99 %, yaitu :
1.
Cara Fisika yaitu menggunakan abu
Zeolit yaitu mineral yang terbentuk dari abu lahar dan materi gunung berapi,
untuk mendapatkan cukup sulit dan zeolit sintetis harganya cukup mahal sehingga
tidak akan dipilih untuk digunakan
2.
Cara Kimia yaitu menggunakan batu
gamping, selain harga yang murah juga sangat gampang dalam mendapatkan sehingga
menjadi alternative digunakan untuk memurnikan ethanol.
b. Proses dan
cara memurnikan ethanol menggunakan media batu gamping.
Batu gamping bersifat higroskopis, artinya mempunyai
kemampuan untuk menyerap air. Karena itulah ia mampu mengurangi kadar air dalam
Bioethanol.
Cara
memurnikan :
1.
Batu gamping ditumbuk hingga jadi tepung agar penyerapan air
lebih cepat. Perbandingannya untuk 7 liter Bioethanol diperlukan 2-3 kg batu
gamping.
2.
Campuran itu didiamkan selama 24 jam sambil sesekali diaduk.
3.
Hari ke 2 campuran kembali diproses didalam alat
destilasi untuk
diuapkan dan diembunkan kembali menjadi cair kembali sehingga
dihasilkan
Bioethanol berkadar 99% atau lebih. Bioethanol
inilah yang bisa dicampur dengan bensin atau digunakan murni
5.
LANGKAH
SEDERHANA MENGETAHUI KADAR BIOETHANOL.
BIOETHANOL bersifat
larut dalam Bensin, dan Air tidak bisa larut dalam Bensin
a.
Bioethanol dimasukan dan dicampur dengan Bensin dan dikocok
lalu diamkan beberapa saat
b.
Bila Bioethanol masih mengandung air maka akan terbentuk 2
lapisan, lapisan bawah adalah air dan lapisan atas adalah campuran Bensin dan Bioethanol,
artinya kadar Bioethanol belum 100% karena masih ada kadar airnya.
6. KEUNTUNGAN
MENGGUNAKAN BIOETHANOL DIBANDING PREMIUM :
a.
Penghemat bahan bakar Bensin :
20 % Bioethanol dicampur dengan 80 %
Bensin
b. Mengurangi polusi udara :
Pembakaran lebih sempurna pada kendaraan sehingga gas buang CO bisa diminimalkan.
No comments:
Post a Comment