SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
A.
Pengertian
Suatu kendaraan tentu
memerlukan sejumlah energi yang digunakan untuk menggerakkan atau sumber energi
penggerak dari kendaraan itu sendiri. Untuk menghasilkan energi untuk
menggerakkan kendaraan maka diperlukan konversi energi dari suatu energi
menjadi energi lain. Seperti halnya pada motor bakar mengubah energi panas
(kalor) dari bahan bakar menjadi energi mekanik / gerak.
Sistem untuk mengatur
pemasukan atau suplai bahan bakar sesuai kebutuhan dari motor bakar tersebut
maka dibutuhkan sistem bahan bakar. Sehingga sistem bahan bakar adalah suatu
sistem yang mengatur suplai kebutuhan bahan bakar kedalam silinder sesuai
dengan kebutuhan dari motor bakar.
B.
Jenis Sistem Bahan Bakar pada Motor Bensin
Seiring berkembangnya teknologi otomotif
sistem bahan bakar memiliki beberapa jenis yaitu sebagai berikut.
1.
Sistem Bahan Bakar
Konvensional
Sistem bahan bakar
konvensional adalah sistem bahan bakar yang digunakan pada awal-awal motor
bensin. Sistem bahan bakar ini menggunakan komponen karburator sebagai pencampur
udara dan bahan bakar yang akan digunakan dalam proses pembakaran di dalam
ruang bakar.
2.
Sistem Bahan Bakar
EFI (Electronic Fuel Injection)
Seperti yang pernah
dijelaskan pada pompa bahan bakar dalam sistem bahan bakar konvensional bahwa
pompa bahan bakar berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dengan tekanan dan
debit tertentu. Namun berbeda dengan sistem bahan bakar konvensinal dimana pada
sistem bahan bakar EFI pompa bahan bakar dituntut menghasilkan tekanan yang
lebih besar yakni sekitar 3 bar. Pompa bahan bakar EFI banyak yang ditaruh di
dalam tangki bahan bakar. Namun ada juga yang diletakkan diluar tangki.
b) Filter Bahan Bakar (Fuel Filter)

Gambar 10. Filter
Bahan Bakar EFI
Sumber : Astra
Interational (2008)
Seperti halnya pada
sistem bahan bakar konvensional, filter bahan bakar digunakan untuk menyaring
kotoran-kotoran yang terbawa oleh bahan bakar. Agar tidak mengganggu komponen
lainnya.
c) Regulator Tekanan (Pressure Regulator)

Gambar 11.
Regulator Tekanan
Sumber : Astra
Interational Daihatsu (2008)
Regulator tekanan adalah
komponen yang mengatur agar tekanan bahan bakar yang akan diinjeksikan oleh
injektor selalu relatif konstan.
d) Injektor

Injektor adalah komponen
yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar agar bercampur secara merata
dengan udara. Lama pembukaan injektor ditentukan oleh lamanya sinyal yang
diberikan oleh ECU.
e) Pipa Pembagi (Delivery Pipe)
dan Pulsation Dumper
Gambar 13. Fuel Delivery Pipe and Pulsation Dumper
Sumber : Astra
International Daihatsu (2008)
Pipa pembagi berfungsi
membagi bahan bakar kedalam unit-unit injektor sebelum bahan bakar disemprotkan
oleh injektor. Pulsation dumper berfungsi untuk menstabilkan atau mengurangi
denyutan tekanan bahan bakar saat salah satu injektor menyemprotkan bahan
bakar.
f) Selang Bahan Bakar
Selang bahan bakar
berfungsi sebagai jalur mengalirnya bahan bakar dari satu komponen ke komponen
lain. Berbeda dengan selang bahan bakar pada sistem bahan bakar konvvensional.
Selang bahan bakar pada sistem bahan bakar EFI memiliki ketahanan terhadap
tekanan yaitu kurang lebih sebesar 3 bar.
b.
Sensor-sensor dan
Aktuator Sistem Bahan Bakar EFI
a)
Manifold Absolut
Pressure (MAP)

Gambar 14. Sensor
MAP
Sensor MAP berfungsi
untuk mengukur tekanan udara absolut pada intake manifold. Sensor ini
menghasilkan output tegangan 0 - 4.5 volt yang dikirimkan ke ECU (Engine Control Unit). Berdasarkan grafik
karakteristik sensor MAP diatas saat tekanan absolut pada intake manifold
rendah maka tegangan yang dihasilkan juga rendah, begitupula sebaliknya.
b)
Air Flow Meter

Gambar 15. Bentuk
sensor Air Flow Meter
Air flow meter adalah
suatu sensor untuk mengukur massa udara yang akurat. AFS (air flow sensor) berfungsi untuk mengukur rata-rata air intake
yang disaring oleh air cleaner, dan AFS ini adalah salah satu komponen yang penting
pada sistem bahan bakar EFI tipe L.
c)
Throttle Position
Sensor (TPS)

Gambar 16. Throttle Position Sensor dan Terminalnya
Throttle position sensor
adalah komponen yang befungsi mengatur udara yang masuk ke dalam silinder dan
mendeteksi derajat pembukaan katup throttle. Untuk mendeteksi putaran mesin
pada putaran idling, mesin dalam keadaan beban berat atau ringan.
d)
Water Temperature
Sensor (WTS)

Gambar 17. Sensor Temperatur
Sensor Cooling Water Temperature Sensor adalah
sensor yang digunakan untuk mengukur temperatur dari mesin melalui temperatur
fluida sistem pendingin. Sensor ini juga sering disebut dengan Engine Coolant Temperature (ECT). Apabila kendaraan tidak menggunakan sistem pendinginan
air maka sensor ini dipasang pada panci oli untuk mendeteksi panas mesin
melalui temperatur dari minyak pelumas.
e)
Intake Air
Temperature (IAT)
Gambar 18. Intake
Air Temperature Sensor
Intake Air Temperature adalah sensor yang berfungsi mengukur suhu udara masuk
sehingga dapat diketahui kerapatan udara yang akan masuk ke dalam intake
manifold. Sensor ini biasa dipasang pada rumah saringan udara pada tipe D dan
biasa dipasang pada airflow meter pada tipe L.
f)
Sensor Kecepatan
Kendaraan (Vehicle Speed Sensor)

Gambar 19. Sensor
Kecepatan Kendaraan
Sensor kecepatan
berfungsi untuk mengukur kecepatan dari kendaraan. Untuk mendeteksi apakah
kendaraan dalam kondisi diam, berjalan, ataukah dalam kondisi kecepatan tinggi.
Kombinasi sensor ini dan sensor TPS akan dapat menetukan apakah kendaraan
sedang akselerasi atau deselerasi.
g)
Crankshaft Postion
Sensor

Gambar 20. Sensor
CKP Jenis Induksi
Crankshaft Position Sensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi putaran
crankshaft, sudut crankshaft, dan untuk mengetahui putaran
mesin . Sensor yang dapat digunakan bisa menggunakan tipe induksi, tipe hall
ataupun tipe optik (optocoupler).
h)
Camshaft Position
Sensor

Gambar
21. Camshaft Position Sensor
Camshaft Position Sensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi langkah
piston pada kondisi hisap, kompresi, usaha, ataupun buang. Sehingga melalui
sensor ini dapat digunakan oleh ECU untuk mengirimkan sinyal ke koil agar busi
pada salah satu silinder akan memercikkan bunga api.
i)
Sensor Knocking
Gambar 22. Sensor
Knoking
Sumber : Astra
International Daihatsu (2008)
Digunakan untuk
mendeteksi knocking atau detonasi yang terjadi pada saat proses pembakaran. Detonasi
atau knocking dapat terdeteksi dengan mendeteksi getaran yang terjadi pada blok
mesin akibat adanya knocking di dalam ruang bakar.
j)
Idle Speed Control
(ISC)
Gambar 23. Idle Speed Control
Sumber : www.teknik-otomotif.com
Idle Speed Control adalah
aktuator sistem EFI yang berfungsi mem bypass
aliran udara pada saat putaran idle atau fast idle. Agar pada saat idle rpm
mesin bisa naik saat kondisi mesin masih dingin atau beban seperti AC
dinyalakan pasti ECU akan memerintahkan katup ISC agar membuka. Sehingga aliran
udara yang masuk akan lebih banyak yang akan mengakibatkan rpm mesin akan
meningkat.
k)
Oksigen Sensor

Gambar 24 Sensor
Oksigen
No comments:
Post a Comment