Sunday, September 28, 2014

CARA MENGGUNAKAN
SILINDER BORE GAUGE

           Pos. ukur
Jml sil
X-1
Y-1
X-2
Y-2
X-3
Y-3
Silinder 1
80,50
80,48
80,50
80,56
80,41
80,52
Silinder 2
80,49
80,54
80,50
80,52
80,49
80,50
Silinder 3
80,49
80,55
80,51
80,54
80,50
80,48
Silinder 4
80,52
80,53
80,50
80,53
80,46
80,49


10.               Lalu masukkan hasil pengukuran pada table keovalan dan ketirusan

Contoh :

Pengamatan
Jml sil
Keovalan
Ketirusan
X1-Y1
X2-Y2
X3-Y3
XB - XK
YB - YK
Silinder 1
0,02
- 0,06
- 0,11
0,09
0,08
Silinder 2
- 0,05
- 0,02
- 0,01
0,01
0,04
Silinder 3
- 0,06
0,03
0,02
0,02
0,07
Silinder 4
- 0,02
- 0,03
-0,03
0,06
0,04

11.               Dari data diatas ambil keovalan paling besar dan ketirusan paling besar untuk menentukan pengerjaan akhir (oversize)
Contoh :
Ketirusan Maksimal : 0,09 mm
Keovalan Maksimal : 0,11 mm
Keausan Maksimal  : . . . . . . . . (Selisih diameter silinder STD dengan hasil pengukuran terbesar)

12.              Kesimpulan
Jika pengukuran keausan maksimal < 0,25 mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 0,25 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,25 mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 0,50 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,50  mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 0,75 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,75 mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 1,00 mm















No comments:

Post a Comment

RELATED POST

  • Tutorial Arduino PART I Blink LED
  • Sistem Bahan Bakar Motor Bensin
  • Cara Mengatasi Mesin Bensin yang Tiba-tiba Mati Mendadak di Jalan
  • komponen sistem kelistrikan bodi pada mobil
  • Rangkaian sistem kelistrikan bodi pada mobil
  • Cara Kerja Vakum Advance
  • close